Thursday, December 15, 2011

MP3EI

Sudah tahu tentang MP3EI? Ini adalah kepanjangan dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Menurut saya, proyek inilah yang harus dijadikan prioritas utama untuk semua mata masyarakat Indonesia setidaknya sampai tahun 2014 mendatang. Ini adalah proyek riil yang selama ini dinilai alpha pada era pemerintahan SBY mulai dari 2004 sampai saat ini. Menurut saya, media dan anggota DPR sudah harus mulai menurunkan permasalahan hukum dan HAM sebagai prioritas utama mereka. Sudah waktunya, setidaknya mulai tahun 2012, bangsa Indonesia mulai menata diri untuk membangkitkan perekonomian riil.

Yang perlu dicatat, bangsa kita ini belum kesemuanya monolitik sebagai masyarakat modern. Ambil contoh saja masih banyak masyarakat adat yang tinggal di desa2 adat, bahkan di pulau Jawa pun masih ada. Mereka2 ini tetap harus dilindungi hak2-nya. Jangan sampai nasib mereka seperti warga Mesuji yg sedang ramai diperbincangkan belakangan ini. Kalau mereka ini diproses berdasarkan aturan hukum, jelas mereka berada di pihak yg lemah. Ibarat lomba cerdas cermat, anak SD berlomba melawan mahasiswa.

Kembali ke topik MP3EI. Diperkirakan terdapat 73 Proyek Infrastruktur yg Butuh Rp359,1. Selain itu juga MP3EI Diperkirakan akan Serap 9,3 Jt Tenaga Kerja. Pendekatan ini adalah satu2-nya pendekatan yang masuk akal (formal) dalam hal membuka lapangan pekerjaan, tidak seperti selama ini di mana pemerintah selalu mengagung2-kan program2 seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang notabene justru lebih mengembangkan sektor informal.

Anehnya, Menteri Koordinator Perekonomian Pak Hatta Rajasa mengatakan proyek ini sudah dimulai setidaknya pada bulan Mei 2011. Tetapi kok nggak pernah kedengaran perkembangannya ya? Itulah peran dari media, jangan cuma bahas Gayus, Nazaruddin, sama Angie melulu dong!

Monday, December 12, 2011

Forum Soegeng Sarjadi Syndicate

Tadi malam (Senin, 12 Desember), Pak Soegeng mengundang Menteri Pertanian di acaranya "Forum SSS". Lagi-lagi, bahasannya sangat memberi pencerahan, beda dengan tokoh2 DPR yang banyak berkomentar di tipi selama ini.

Awalnya, Pak Soegeng bercerita kalau beliau merasa lelah dengan pemberitaan yg begitu gegap gempita sepuluh tahun terakhir ini di negeri kita tercinta ini, sehingga bersama TVRI beliau ingin membuat sebuah acara talkshow yg benar2 mengundang para Menteri sebagai narasumber utamanya. Ini terungkap pada acara "Forum SSS" edisi 5 Desember 2011 yang pada waktu itu beliau mengundang dua narasumber yaitu Pak J. Kristiadi dan Pak Hermawan Sulistyo (Pak Kikiek). Sepengetahuan saya, edisi ini merupakan edisi perdana dari acara ini. Topik yang diangkat adalah: "Presiden versus Menteri2-nya". Kata beliau2 sih, sebetulnya para periset di negara kita sudah banyak melakukan kajian baik dalam bidang hukum maupun pembangunan, namun selama ini belum mendapat perhatian dari pihak pemerintah. Pak Kristiadi sendiri mengakui bahwa Ia sudah memiliki kajian tentang UU apa saja yg harus diprioritaskan, dan kenyataannya hasil kajian tsb cukup berbeda dengan yg ada di Prolegnas saat ini.

Pada edisi kemarin (tayang Senin, 12 Desember), topik yg diangkat adalah tentang "Pertanian sebagai cara menuju negara Adidaya" (saya simpulkan sendiri kata2-nya, karena tidak saya catat). Narasumber yang diundang adalah Menteri Pertanian, Pak Suswono, Utusan Presiden masalah rakyat miskin, Pak Dillon, dan Ketua Asosiasi Pedagang Bawang, Ki Ageng Anggara. Inti bahasannya adalah: Maukah pemerintah dan segenap rakyat Indonesia untuk menggunakan pertanian sebagai cara menuju negara adidaya, yaitu dengan meningkatkan PDB yg akan menjadikan Indonesia di negara ke-9 negara2 anggota G20?

Iseng2 cari di google, ternyata acara ini adalah tayang ulang dari edisi November 2011. Cek aja di http://www.youtube.com/watch_popup?v=x1I6tTJi7xY.

Update
Ada beberapa info tambahan yang saya dapat. Pertama, acara ini punya akun twitter di http://twitter.com/ssforum_tvri. Tayangan premier-nya (yang penting malah lupa ditulis) setiap hari Senin pkl. 21.00 di TVRI. Untuk mengintip topik yang akan dibahas bisa diintip di akun twitter-nya itu. Kemudian, saya pernah melihat tayangan ulang acara ini di hari Rabu pkl.16.30 WIB dan Minggu pkl. 17.30 WIB.

Melek Politik

Judul ini sama dengan apa yang dipaparkan oleh Pak Surya Paloh beberapa waktu yang lalu. Kata beliau, para mahasiswa (dan juga para siswa) memang tugasnya adalah belajar, namun juga diharapkan untuk Melek Politik. Melek politik tidak selalu berarti harus bergabung dengan suatu partai. Menurut beberapa tokoh, melek politik berarti peduli terhadap isu kenegaraan serta kepemimpinan, baik nasional maupun daerah. Jadi menurut saya, hal ini merupakan kewajiban seluruh warga negara malahan.

Kalau saya boleh memberi masukan, cobalah untuk kembali lagi ke stasiun tipi kesayangan bangsa kita: TVRI. Setidaknya, menurut catatan saya, ada dua acara yang membantu kita memahami esensi permasalahan kenegaraan di Indonesia, di tengah huru-hara pemberitaan yang begitu gegap gempita saat ini, yaitu "Minggu Malam bersama Slamet Raharjo" dan "Forum Soegeng Sarjadi Syndicate". Plus "Mata Mahasiswa".

Acara yang pertama sudah tayang setidaknya sejak tahun 2009. Acara ini cukup unik karena dibawakan oleh aktor film Indonesia, Pak Slamet Raharjo dan didampingi budayawan Pak Arswendo Atmowiloto. Acara ini ditayangkan setiap hari Minggu pkl. 21.00 - 22.00 WIB. Acara yang kedua adalah acara baru yang konsepnya mirip dengan "Economic Challenge" atau "Today's Dialogue"-nya Metro TV. Acara ini ditayangkan setiap hari Senin pkl. 21.00 - 22.00 WIB. "Mata Mahasiswa" tayang setiap hari Senin pkl. 22.00 - 22.30 WIB

Edisi kemarin, acara "Minggu Malam" membahas tentang peran pers dewasa ini. Sedangkan "Forum Soegeng Sarjadi", minggu lalu membahas tentang "Presiden versus Menteri-Menterinya". Bahasan pertama soal pers sih nggak terlalu spesial. Paling2 mempertanyakan independensi media yang faktanya saat ini beberapa media besar dimiliki oleh tokoh2 partai politik. Yang menarik bahasan di acara forum Senin yang lalu. Cukup mencerahkan, di mana masyarakat harus mulai dapat membedakan "noise" dan "voice" dari setiap isu yang berkembang, baik di media cetak maupun di media elektronik. Ini pas sekali dengan maraknya acara seperti "Indonesia Lawyers Club" di TV One itu. Namanya aja udah pakai kata lawyers: sudah barang pasti bakalan banyak noise yang makin membingungkan masyarakat awam dalam memahami suatu persoalan bangsa. Acara terakhir "Mata Mahasiswa" mengambil konsep debat antara beberapa mahasiswa dan tokoh2 yg terkait dengan topik yang sedang dibahas. Topik yg sering saya lihat adalah tentang Pertanian, Koperasi dan UKM.

Tadi malam (Senin, 12 Desember), Pak Sugeng mengundang Menteri Pertanian di acaranya "Forum SSS". Lagi-lagi, bahasannya sangat memberi pencerahan, beda dengan tokoh2 DPR yang banyak berkomentar di tipi selama ini. Mengenai acara ini, berhubung ini acara menurut saya bagus bgt, akan saya bahas di posting terpisah. Semoga bermanfaat!